Vrydag 22 Maart 2013

10 Air Terjun Tertinggi Di Indonesia

10 Air Terjun Tertinggi Di Indonesia

Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Berikut ini 10 Air Terjun Tertinggi Yang Ada di Indonesia:

10. Air terjun Sigura gura (250 meter)

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Terletak sekitar 250 km dari Medan. Air terjun yang dihasilkan oleh sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba ini memiliki ketinggian 250 meter.
9. Air Terjun Madakaripura (200 meter)

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Air Terjun Madakaripura terletak di Kecamatan Lumbang, Probolinggo merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal sebagai tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi.
8. Air terjun Payakumbuh di Ngarai Harau (150 meter)


http://yaya-rachman.blogspot.com/

Terletak di Ngarai Harau, 35 km dari Bukittinggi. Di sela-sela perbukitan dan lembah harau terdapat sebuah jurang yang dalam dan sebuah air terjun yang sangat indah, bahkan kadang dipenuhi oleh sekumpulan kupu-kupu beterbangan, sehingga membuat air terjun ini merupakan kombinasi alam dengan pemandangan yang sangat indah.


7. Air terjun Sipiso piso (120 meter)
http://yaya-rachman.blogspot.com/

Air terjun Sipisopiso adalah air terjun terjun yang terletak di dataran tinggi Sumatra Utara. Dengan ketinggian 120 meter, sekitar 25 km dari kota Kabanjahe.

6. Air terjun Jarakan (115 meter)

http://yaya-rachman.blogspot.com/




Air Terjun Jarakan terletak di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Air Terjun Jarakan ini sebagai bagian dari kawasan objek wisata air terjun yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Magetan.

5. Air Terjun Sedudo (105 meter)
http://yaya-rachman.blogspot.com/


Air Terjun Sedudo terletak di Ngliman, kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari Nganjuk. Selain sebagai objek wisata, air terjun ini sering dijadikan tempat pelaksanaan Upacara Tradisional oleh masyarakat dan Pemerintah setempat. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

4. Air terjun Citambur (100 meter)
http://yaya-rachman.blogspot.com/

Air terjun Citambur, sebuah air terjun yang tingginya sekitar 100 meter di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dikelilingi oleh hutan alami dengan pemandangan yang sangat indah menjadikan air terjun ini merupakan objek wisata yang eksotis.

3. Air terjun Moramo (100 meter)

http://yaya-rachman.blogspot.com/

Terletak 65 km di sebelah timur Kendari, Air Terjun Moramo mudah diakses oleh mobil atau dengan perahu. Keunikan dari air terjun ini yakni memiliki tingkatan sebanyak 127 tingkatan setinggi 100 meter sepanjang 2 km diperbukitan dataran tinggi Sulawesi Tenggara. Dan dikelilingi oleh hutan alami yang menjadi tempat habitat asli Sulawesi Tenggara.

2. Air Terjun Curup Tenang (99 meter)
http://yaya-rachman.blogspot.com/

Air terjun Curup Tenang adalah air terjun tertinggi di Sumatera Selatan, yang terletak didekat desa Bedegung, Kabupaten Tanjung Agung, sekitar 56 kilometer Selatan Kabupaten Muara Enim.

1. Air terjun Cipendok (92 meter)

http://yaya-rachman.blogspot.com/

Terletak di Desa Karang Tengah, kabupaten Cilingok, sekitar 25 km dari Purwokerto. Dengan ketinggian 92 meter dan dikelilingi dengan hutan alam yang indah.

10 Pulau Paling Eksotik di Dunia

10 Pulau Paling Eksotik di Dunia

1.    Dubai’s Large-Scale Sand Art: Pulau Buatan Berbentuk Palem Raksasa

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Emirat Dubai yang super kaya membangun sejumlah proyek spektakuler yakni pulau-pulau buatan di lepas pantai. Pekerjaan luar biasa yang mengagumkan dunia, menata pulau-pulau buatan itu seperti pohon palem raksasa.
Kepulauan ini menjadi proyek reklamasi tanah terbesar di dunia, juga kepulauan buatan terbesar di dunia. Pulau-pulau itu adalah Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira.

Penciptanya adalah Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di Dubai. Setiap pulau berbentuk pohon palem, diatapi sebuah sabit, dan akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang membuat nyaman penduduknya. Palm Islands terletak di lepas pantai Uni Emirat Arab di Teluk Persia dan akan menambah 250 km pantai kota Dubai.
Dua pulau pertama akan dibangun dengan sekitar 100 juta meter kubik batu dan pasir. Palm Deira sekitar 1 milyar meter kubik batu dan pasir. Semua bahan berasal dari UEA. Di ketiga pulau tersebut akan dibangun lebih dari 100 hotel mewah, villa dan apartemen eksklusif tepi pantai, marina, taman hiburan air, restoran, pusat perbelanjaan, fasilitas olah raga dan spa kesehatan.
Pembangunan Palm Jumeirah dimulai sejak Juni 2001. Kemudian, Palm Jebel Ali diumumkan dan reklamasi dimulai. Palm Deira, yang direncanakan seluas 46.35 meter persegi dan perusahaan pembangun, Nakheel, mengklaim luasnya melebihi Paris, konstruksi dimulai tahun 2003. Pembangunan akan selesai untuk 10-15 tahun berikutnya.
2.    Spratly Islands: World’s Most Disputed Islands

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Kepulauan Spratly merupakan rangkaian 650 pulau karang yang terletak di Laut Cina Selatan, antara Filipina dan Vietnam. The Spratlys, sebagaimana mereka disebut, adalah bagian dari tiga kepulauan di Laut Cina Selatan, terdiri dari lebih dari 30.000 pulau dan terumbu karang dan yang begitu merumitkan geografi, pemerintahan dan ekonomi di wilayah Asia Tenggara.
Belum jelas apa potensi kepulauan ini, namun sempat terdengar telah dilakukan survey awal dan hasilnya, kepulauan ini diindikasikan mengandung banyak minyak dan gas bumi.
Yang unik dari kepulauan ini adalah 45 pulau ditempati oleh sejumlah kecil pasukan militer dari berbagai Negara yakni Cina, Taiwan, Malas.ya, Vietnam, Brunei.
3.    Peacock, Pulau Suci di Tengah Sungai

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Pulau mungil Peacock Island disebut pulau suci karena adanya kompleks candi suci Umananda. Pulau mungil ini berada di tengah sungai Brahmaputra yang luas di Provinsi Assam, India. Candi Umananda dibangun di Guwahati pada 1594, oleh Raja Ahom Assam. Di antara candi-candi yang terdapat di Assam, candi pemujaan Dewa Siwa inilah salah satu yang paling banyak pengunjungnya. Untuk mencapai kuil, orang harus menyeberangi sungai dengan perahu dari Kachari ghat. Ada juga layanan feri yang tersedia dari jam 7 pagi di pagi sampai 5 sore di malam hari.
4.    Azores: Rugged and Remote

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Pulau yang berada di samudera atlantik ini sungguh unik, anda datang dan ingin memasak, tak perlu memikirkan membuat kompor, cukup galilah tanah dan masukkan panic maka makanan anda pun akan matang. Azores adalah kepulauan vulkanik yang berada di lepas pantai Portugal.Keunikan lainnya adalah pulau ini cuacanya yang bisa berubah dengan cepat.
Kalau keadaan normal maka pada musim dingin berkisar 13 drajat Celcius musim panas 22 drajat celcius. Namun di sini cuaca bisa berubah dengan cepat. Tak heran penduduk mengatakan, di pulau ini anda dapat menyaksikan empat musim dalam satu hari. Aneh, bukan?
5.    Samosir: Pulau di Dalam Pulau

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Samosir Island terletak di tengah Lake Toba, danau besar di pulau besar Sumatra, yang adalah sebagian Indonesia. Pulau meliputi sebanyak luas permukaan danau sewaktu dilakukan air. Tetapi adalah kebudayaan unik dan pemandangan idil bahwa sungguh membuat ini satu world’s kebanyakan pulau unik. Ada juga dua danau kecil di pulau.

Pulau Samosir adalah pulau di tengah Danau Toba di Sumatera Utara, Indonesia. Pulau Samosir diyakini sebagai pulau terbesar dalam sebuah pulau. Luasnya 630 km2, hanya sedikit lebih kecil dari luas asli Singapura yang 714 km2.
Pulau Samosir tercipta sekitar 30.000 tahun yang lalu saat terjadi letusan dahsyat gunung api. Sedang danau Toba sendiri tercipta 75.000 tahun lalu yang juga akibat letusan gunung api. Selain pulau samosir, letusan gunung api juga menyebabkan munculnya semenanjung di daratan pulau sumatera yang kini menjadi kota kecil Prapat.
6.    Ometepe: Pulau Tertua di Dunia Terbentuk dari Gunung Api

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Ometepe adalah salah satu pulau paling tua di dunia. Terbentuk dari dua gunung api yang menyembul dari danau Nikaragua di Republik Nikaragua. Namanya berasal dari bahasa Nahuatl kata ome (dua) dan tepetl (pegunungan), yang berarti dua gunung. Dua gunung api itu adalah Concepción and Maderas . Meski ini merupakan pulau gunung api yang berbahaya, namun ada penduduk tinggal di sana, yang jumlahnya sekitar 35.000 jiwa. Mata pencarian penduduk utamanya pertanian, beternak. Daerah ini juga masuk dalam areal pariwisata.
7.    Gunkanjima: Kota Hantu di Tengah Laut

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Pada awal 1900-an, Gunkanjima merupakan pulau yang makmur karena kekayaan batu baranya. Mitsubishi Corporation yang mengelola penambangan batu bara di sini, benar-benar membuat Gunkanjima menjadi kota yang kaya dan padat penduduk, padahal luas pulau ini kurang dari 1 km2.
Untuk mengakomodasi para penambang, sepuluh kompleks apartemen dibangun di atas batu kecil – sebuah labirin tinggi dihubungkan dengan halaman-halaman, koridor, dan tangga. Ada sekolah, restoran, dan game rumah, semua dikelilingi oleh tembok pelindung. Pulau ini dikenal sebagai “nashi Midori Shima,” pulau tanpa warna hijau. Tahun 50-an jumlah penduduk mencapai 6000 orang, ini merupakan pulau terpadat penduduknya di dunia pada masa itu.
Tapi tambang batu bara yang terus dikeruk hingga ke dasar laut, lama kelamaan habis dan pulau pun ditutup. Pulau yang tak memiliki tumbuhan hijau ini pun lama kelamaan mati. Lima puluh tahun kemudian, pulau ini mirip pulau hantu, apartemen2 mulai runtuh. Tahun 1974-2009, pulau ini dinyatakan tertutup dari pengunjung. Namun baru-baru ini muncul ketentuan baru, pulau unik ini dibuka untuk wisatawan. Pulau ini pun didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia Unesco.
8.    Tristan da Cunha: Pulau Paling Terisolir di Dunia

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Pulau yang berada di selatan Samudra Atlantik, 2.816 km dari Afrika Selatan dan 3.360 km dari Amerika Selatan. ini amat sangat terisolir dari dunia luar. Dikeliling oleh pegunungan dan laut membuat akses ke pulau ini sangat sulit. Belum lagi karakter alam yang sulit, seperti angin yang keras. Pulau yang berada dalam kedaulatan Saint Helena, Inggris , hanya memiliki penduduk 270 orang.
Pulau ini ditemukan oleh pelaut Portugis Ilha de Tristão da Cunha tahun 1506, karenanya diberi nama sesuai dengan nama pelaut itu. Begitu terisolasinya pulau ini, sampai sampai satu satunya alat transportasi untuk mencapai pulau ini adalah perahu karena tidak ada landasan pesawat di sana. Yang juga menjadi masalah adalah adanya penyakit genetic yang diduga terjadi karena perkimpoian antar-saudara. Hal ini karena dilarangnya pendatang tinggal di sini.
9.    Ellesmere Pulau Kecil yang Beku

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Ellesmere adalah salah satu pulau di dunia yang suhunya mencapai titik beku. Tapi Pulau yang masuk wilayah Kanada ini, berada di sebelah barat Greenland ini merupakan alam yang tandus yang menjadi ‘laboratorium’ para pakar geologi dan pakar biologi yang sedang mempelajari perubahan alam.
10. Java Island

http://yaya-rachman.blogspot.com/
Jawa adalah salah satu pulau yang berpenduduk terpadat di dunia. Jumlah penduduknya mencapai 125 juta jiwa. Jawa merupakan bagian dari Indonesia, disebut juga memiliki banyak keunikan selain dari jumlah penduduknya yang luar biasa. Di pulau tersebut terdapat dua mega city yakni, Jakarta dan Surabaya. Di sisi lain, pulau jawa memiliki pemandangan yang menakjubkan.

Review: Inggris Hantam San Marino Delapan Gol



Selebrasi pemain timnas Inggris. © AFP

Bola.net - Inggris masih terlalu kuat untuk tuan rumah San Marino. Pasalnya, skuad asuhan Roy Hodgson ini benar-benar menghajar mereka dengan gelontoran delapan gol tanpa memberikan lawannya kesempatan untuk membalas sekali pun.

Tampil di Olimpico di Serravalle, markas San Marino sama sekali tidak membuat Inggris tampil gugup. Malahan, Tim Tiga Singa ini mampu membombardir gawang tamunya dengan lesakan delapan gol yang masing-masing dicetak oleh gol bunuh diri Alessandro Della ValleAlex ChamberlainAshley YoungFrank LampardWayne RooneyDaniel Sturridge serta sepasang gol dari Jermain Defoe.

Selepas kick off Inggris langsung mengambil inisiatif menyerang. Akan tetapi, menumpuknya pemain di area kotak 16 San Marino sedikit menyulitkan Inggris untuk membuka keunggulan.

Namun sayang, pertahanan ketat tuan rumah tersebut harus runtuh oleh bunuh diri yang dilakukan Della Valle pada menit 12. Bermaksud memotong bola Leighton Baines kepada Rooney, Della Valle malah mengirim bola masuk ke dalam gawangnya sendiri.

Gol tersebut seolah menjadi pembuka keran gol bagi skuad The Three Lions. Pasalnya, pada menit 28 Inggris berhasil menggandakan keunggulan mereka melalui aksi luar biasa Alex Chamberlain yang mampu melewati beberapa pemain belakang San Marino sebelum melepaskan tembakan keras yang merobek gawang kiper Aldo Junior Simoncini.

Tak berhenti sampai di situ, Inggris kembali mengoyak gawang San Marino melalui aksi Defoe pada menit 35 yang dengan mudah menceploskan bola ke gawang yang telah kosong usai menerima umpan dari sundulan Chamberlain di dalam kotak penalti.

Empat menit berselang Inggris semakin jauh meninggalkan San Marino setelah sepakan keras Young dari luar kotak penalti gagal dibendung oleh Simoncini. 4-0 Inggris memimpin. Tiga menit sebelum waktu normal berakhir, Lampard semakin menambah derita tuan rumah setelah sepakannya dari dalam kotak penalti memaksa kiper Simoncini memungut bola dari gawangnya untuk kali kelima di babak pertama.

Meski telah unggul jauh, Inggris masih belum mau mengendurkan serangan mereka di babak kedua. Barisan depan tim asal negeri Ratu Elizabeth ini masih giat melakukan serangan guna menambah memperlebar jarak di antara keduanya. Akan tetapi, San Marino tampil lebih rapi dan mampu sedikit meredam pergerakan para pemain Inggris.

Akan tetapi, tendangan bebas terarah Rooney pada menit 54 tak kuasa dibendung oleh kiper Simoncini dan sekaligus mengubah kedudukan menjadi 6-0.

Merasa telah telah berada dalam posisi aman, Hodgson memilih untuk menyimpan sejumlah pemain kuncinya. Rooney dan Tom Cleverley ditarik keluar guna digantikan oleh Sturridge dan Leon Osman. Begitu juga dengan Lampard yang digantikan oleh Scott Parker.

Meski begitu, hal tersebut sama sekali tidak menghentikan Inggris untuk menambah pundi-pundi gol mereka. Bahkan pada menit 70 Sturridge akhirnya mampu membayar kepercayaan Hodgson dengan mencetak gol pertamanya di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 ini. Bahkan, menit 78 Defoe menggenapkan keunggulan tim tamu menjadi 8-0 setelah dengan sempurna memanfaatkan assist dari Kyle Walker.

Meski menang, Inggris masih juga belum beranjak dari posisi dua karena pada waktu yang bersamaan, Montenegro juga mengantongi kemenangan atas lawannya, Moldova. Selain itu kemenangan tersebut juga menjadi kemenangan terbesar bagi Inggris dalam 26 tahun sejak mengalahkan Turki dengan skor yang sama.

Starting XI kedua tim:
San Marino: Simoncini, Vitaioli, Palazzi, Della Valle,  D. Simoncini (kuning 52'), Cervellini (kuning 59'), Gasperoni, Bollini (Valentini 81'), Cibelli (Buscarini 65'), Vitaioli. Selva (Rinaldi 75').

Inggris: Hart, Walker, Baines, Lescott, Smalling, Cleverley (Osman 55'), Oxlade-Chamberlain, Lampard (Parker 66'), Young, Defoe, Rooney (Sturridge 55').

Statistik:
Penguasaan bola: 17% - 83%
Shots(on goal): 2(0) - 27(12)
Sepak pojok: 1 - 15
Offside: 2 - 3
Pelanggran: 11 - 8
Kartu kuning: 2 - 0
Kartu merah: 0 - 0. (bola/bgn)

makalah pentingnya pendidikan budi pekerti


BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Perilaku serta budi pekerti dari para pelajar atau remaja saat ini sangatlah memprihatinkan, tingkah laku dari seorang siswa kini sudah jarang mencerminkan sebagai seorang pelajar. Diantara mereka cenderung bertutur kata yang kurang baik, terkadang mereka bertingkah laku tidak sopan dan tidak lagi patuh terhadap orang tua maupun terhadap gurunya. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh kondusif tidaknya pendidikan budi pekerti yang mereka dapatkan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Keluarga sebagai lingkungan pertama tentu saja memiliki factor yang penting dalam membentuk pola perilaku seorang anak. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Terlepas dari itu peran sekolah sebagai wahana dalam penyampaian pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak.
Namun pengajaran budi pekerti di sekolah-sekolah pada saat ini belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya, karena pendidikan budi pekerti dianggap sebagai pemberian ceramah-ceramah saja.
Peranan Guru sebagai pentransfer ilmu sangatlah penting, seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan itu dalam bentuk materi-materi saja, tetapi lebih dari itu harus dapat menyentuh sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat siswanya. Seorang guru selain memberikan pendidikan yang bersifat materi pelajaran  juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. Bagaimana murid akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan oleh gurunya, jika gurunya sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya.
Melihat pada pola atau rimin pengajaran budi pekerti tersebut di atas, maka pemahaman siswa mengenai konsep budi pekerti itu sangatlah sedikit, karena pengetahuan yang mereka terima mengenai pendidikan budi pekerti ini sangatlah terbatas. Tidak dapat dielakan lagi terhadap maraknya kasus tawuran antara pelajar,penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan bebas, ugal-ugalan dan tindak riminal lainnya yang makin meningkat. Keadaan ini sangatlah memprihatinkan masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai  masyarakat yang beragama, beradab dan bebudaya. Jika ditinjau lebih luas lagi yaitu merebaknya kasus KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di berbagai lembaga, baik lembga pemerintah maupun swasta, krisis kepercayaan dan sebagainya. Hal ini membuktikan tentang rendahnya moralitas masyarakat yang menunjukan  kurang terserapnya pendidikan  budi pekerti. Maka dari itu Pendidikan budi pekerti sebagai salah satu harta karun yang harus digali kembali dalam pendidikan di sekolah. Mengingat betapa pentingnya budi pekerti untuk terjaminnya moral bangsa yang baik.
1.2    Rumusan Masalah
1.     Dari lingkungan mana seseorang pertama kali mendapatkan pendidikan budi     pekerti ?
2.      Bagaimana pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah saat ini ?
3.     Bagaimana jika  pendidikan budi pekerti diberikan hanya dalam lingkungan keluarga saja ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.                    Mengetahui pendidikan budi pekerti pertama kali didapat oleh seorang manusia.
2.                    Mengetahui pendidikan budi pekerti yang berlangsung di sekolah-sekolah saat ini.
3.      Mengetahui bahwa betapa pentingnya pendidikan budi pekerti sehingga pendidikan budi pekerti harus didapat dari berbagai lingkungan kehidupan. 
 BAB II LANDASAN TEORI
Sekolah sebagai lembaga formal diharapkan mampu mentransfer berbagai disiplin ilmu, budi pekerti dan keahlian. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat diharapkan selain dapat menciptakan manusia yang menguasai iptek juga manusia yang memiliki imtak, yaitu manusia yang unggul secara intelektualitas, sosialitas dan keimanan. Konsep mengenai budi pekerti itu sendiri sangatlah mendalam, dimana budi pekerti dari tiap-tiap orang itu selain menunjukan pengaruh-pengaruh dasar pembawaannya juga sebagian besar dipengaruhi oleh berbagai pengalaman. Dimulai dari pengalaman yang didapat dari dalam lingkungan keluarga maupun pengalaman-pengalaman yang didapat dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mencontohkan di dalam bukunya yang berjudul Pendidikan (1977:487) “Bahwa pendidikan budi pekerti bagi anak-anak kecil,bisa dicontohkan oleh seorang pendidik atau guru dengan cara menganjur-anjurkan atau memerintahkan anak-anak untuk duduk yang baik, jangan berteriak-teriak agar tidak mengganggu anak yang lain,bersih badan dan pakaian, hormat terhadap ibu bapak, menolong orang lain yang perlu  pertolongan dan sebagainya. Untuk anak yang sudah akhil baligh atau sudah dapat berfikir, yaitu dengan memberi kesadaran tentang berbagai kebaikan dan keburukan namun selalu atas dasar pengetahuan, kenyataan dan kebenaran. Anak-anak yang mulai dewasa dilatih untuk melaksanakan berbagai kebaikan , seperti melatih mereka untuk berpuasa, menahan hawa nafsu.
Untuk yang sudah dewasa, mereka diusahakan supaya jangan bersikap kosong atau ragu-ragu, mungkin kadang-kadang terombang-ambing oleh keadaan –keadaan yang tidak mereka alami sebelumnya. Mereka harus sudah mengerti akan adanya hubungan antara tata tertib lahir dan kedamaian bathin, dan  harus sudah cukup berlatih dan terbiasa untuk mengusai dirinya.”
Pelajaran mengenai pendidikan budi pekerti sebenarnya pernah diberikan disekolah-sekolah hingga tahun 1970-an. Selanjutnya pelajaran itu dihilangkan dan disisipkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Dedi Supriadi (2004:168) “Bahwa pendidikan budi pekerti baik sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri maupun digandengkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama dapat dikatakan telah ditinggalkan sejak diterapkannya kurikulum 1968. Selama kurun waktu tersebut, pendidikan budi pekerti masih sempat disisipkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama, PMP dan PPKn. Karena namanya juga disisipkan, maka materi budi pekerti tidak menjadi primadona dalam kurikulum pendidikan.”
Pendidikan budi pekerti pertama kali diperkenalkan dalam kurikulum 1947 sebagai salah satu dari 16 mata pelajaran SD yang berdiri sendiri dan terpisah dari Pendidikan Agama. Pada tingkat SLTP, pendidikan budi pekerti telah muncul dalam kurikulum 1962 dengan nama “Budi Pekerti” yang sekaligus merupakan salah satu dari 9 kelompok mata pelajaran yang terpisah dari mata pelajaran Agama. Namun materi pendidikan budi pekerti tidak diperlakukan sebagai suatu mata pelajaran khusus melainkan disisipkan dalam semua mata pelajaran SMP dan kegiatan sekolah. Sedangkan tingkat SLTA, pendidikan budi pekerti tidak pernah dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk diajarkan. Hal ini tampak dari tidak pernah tercantumnya budi pekerti dalam kurikulum SLTA, dengan asumsi bahwa ditingkat SLTA muatan pendidikan lebih banyak diarahkan pada pengembangan kemampuan akademik untuk bekal studi lanjut atau keterampilan produktif untuk hidup ditengah masyarakat.( Dedi Supriadi, 2004:162-168)
Tujuan dari pendidikan budi pekerti itu sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak, sehingga anak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak-tidaknya mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah terbentuk suatu pundamen moral yang baik sebagaimana yang diharapkan.

BAB III PEMBAHASAN
Masyarakat Indonesia pada umumnya mendapatkan pendidikan budi pekerti pertama kali dari lingkungan keluarga. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Ngalim Purwanto M.P (1987 :148) bahwa “ Lingkungan pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga, yang kedua dari lingkungan  pendidikan sekolah dan ketiga dari lingkungan pendidikan masyarakat”. Berdasarkan uraian tersebut diatas jelaslah bahwa lingkungan keluarga berperan sebagai pusat pendidikan pertama  dan yang terpenting dan yang meyediakan kebutuhan biologis dari seorang anak . Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian dan kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik. Karena sejak timbulnya adab kemanusiaan hingga kini, lingkungan  keluarga akan mempengaruhi tumbuhnya budi pekerti dari tiap-tiap manusia.
Selanjutnya pendidikan akan didapatkan dari lingkungan sekolah, Ki Hajar Dewantara (1977:374) mengemukakan bahwa “Pendidikan sekolah hanya disandarkan pada aturan pengajaran dengan system sekolah, dimana udara yang ada hanya udara intelektualisme, sekolah cenderung memberikan keilmuan yang bersifat rasionalitas saja sehingga tidak dipungkiri terabaikannya moralitas siswa”. Terlepas dari itu masih terdapat guru yang mengutamakan terselesaikannya target kurikulum dalam satu tahun ajaran ketimbang mengedepankan implementasinya dari sikap dan sifat siswa. Berdasarkan uraian tersebut pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah saat ini bisa dikatakan masih kurang. Terbukti bahwa pada umumnya bahwa pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah saat ini masih kurang dan belum menunjang terhadap sikap dan perilaku siswa.
Seharusnya pendidikan budi pekerti sebaiknya diberikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara (1977:384) bahwa “Seorang anak pada waktu berumur 3,5 tahun sampai 7 tahun belum memiliki budi pekerti yang tertentu, masih berjiwa global yang bertingkat sederhana. Oleh sebab itu dapatlah kesan-kesan dari luar mempengaruhi tabiat kanak-kanak yang menjadi pembawaannya sendiri didalam tumbuhnya jiwa anak untuk seterusnya. Sangat jelaslah bahwa dalam masa kanak-kanak mudah menerima kesan-kesan serta pengaruh-pengaruh dari luar jiwanya, kesan-kesan dan pengaruh-pengaruh tersebut masuk kedalam jiwa kanak-kanak yang sangat mempengaruhi hidup tumbuhnya untuk seterusnya, dengan anggapan bahwa bahwa jika anak tidak baik dasarnya maka pendidikan budi pekerti sangatlah perlu agar bertambah baik budi pekertinya dan kalaupun sudah baik dasarnya, pendidikan budi pekerti masih sangat perlu, karena tidak jarang anak-anak yang baik dasarnya karena pengaruh-pengaruh keadaan lingkungan yang buruk,maka bisa menjadi tidak baik.
Kita dapat menanggapi bahwa pendidikan budi pekerti diberikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak, dengan anggapan bahwa masa kanak-kanak adalah masa peka, yaitu suatu masa dimana mudah menerima kesan-kesan yang akan mempengaruhi pembentukan perilaku seterusnya. Masa kanak-kanakharus sudah diberikan pendidikan budi pekerti yaitu melalui kebiasaan-kebiasaan bertingkah laku . Dalam hal ini orang tualah yang pertama-tama  melatih kebiasaan-kebiasan anak dalam segala tingkah lakunya berdasarkan baik buruknya keyakinan yang dianut menurut orang tuanya.
Pendidikan budi pekerti yang diajarkan di tingkat sekolah Taman kanak-kanak yaitu hanya melalui contoh-contoh serta pembiasaan-pembiasaan seperti menganjurkan anak-anak untuk duduk yang baik, tidak mengganggu temannya yang lain , membuang sampah pada tempatnya, menolong teman yang perlu ditolong. Pendidikan budi pekerti yang diajarkan di Sekolah Dasar yaitu selain melalui pembiasaan-pembiasaan,kepada mereka juga diberikan pengertian-pengertian tentang apa itu budi pekerti. Pendidikan budi pekerti di tingkat Sekolah Menengah disamping memberikan pengertian juga melatih mereka terhadap perilaku yang disengaja seperti berpuasa, menahan hawa nafsu dan lain sebagainya.
Pengaruh hidup keluarga terus menerus dialami oleh anak-anak terutama pada masa peka atau berusia 3,5 tahun sampai dengan 7 tahun, seperti diketahui bahwa budi pekerti dari tiap-tiap orang itu selain menunjukan pengaruh dari dasar pembawaannya juga sebagian besar tergantung pada pengaruh-pengaruh dari pengalaman-pengalaman pada masa tersebut, sesuai dengan pola hidup masing-masing keluarga. Dalam hal ini orang tua sangat berperan dalam pembentukan norma-norma serta pemberian kasih sayang melalui perhatian, namun masyarakat masih menganggap bahwa tidak setiap orang tua dapat memberikan kebutuhan akan perhatian yang cukup serta perilaku yang dapat dijadikan contoh oleh seorang anak. Pendidikan budi pekerti tidak cukup diberikan di lingkungan keluarga saja, dengan anggapan tidak setiap orang tua mampu memberikan perhatian serta contoh perilaku yang baik terhadap anaknya. Maka dari itu, perlunya pendidikan budi pekerti secara mendalam dalam lembaga-lembaga formal. Akan tetapi, pendidikan budi pekerti tidak cukup diberikan melalui  contoh perilaku saja, dengan anggapan bahwa setiap guru mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menampilkan sosok yang dapat dijadikan contoh tauladan bagi siswanya.Disamping itu pendidikan budi pekerti tidak cukup diberikan melalui mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila, dengan anggapan bahwa pendidikan budi pekerti akan menjadi salah satu sub pokok bahasan  saja dari mata pelajaran tersebut sehingga tidak akan efektip dalam membangun kecerdasan moral siswa. Pendidikan budi pekerti perlu diberikan secara khusus melalui jam-jam tertentu seperti bidang studi yang lain, dengan begitu nilai yang terkandung dalam pendidikan budi pekerti itu dapat diberikan dengan waktu yang cukup, sehingga siswa lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengajaran mengenai pendidikan budi pekerti.
 BAB IV PENUTUP
4.1      Kesimpulan
Dari pembahasan itu penulis dapat menarik kesimpulan tentang pentingnya pendidikan budi pekerti. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :
a.  Pendidikan budi pekerti yang ada di sekolah-sekolah saat ini dianggap masih kurang menunjang. Dalam hal ini pendidikan budi pekerti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain.
b. Pendidikan budi pekerti tidak cukup diberikan di lingkungan keluarga saja. Pendidikan budi pekerti perlu diberikan secara formal di sekolah-sekolah. Namun pendidikan budi pekerti tidak cukup hanya melalui contoh-contoh perilaku saja dan tidak cukup diberikan melalui mata pelajaran tertentu saja . Pendidikan budi pekerti perlu diberikan  secara khusus melalui jam-jam tertentu seperti bidang studi yang lain.
2.      Saran-Saran
Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan mengenai pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah, maka dapat ditemukan saran-saran sebagai berikut :
a.       Proses pendidikan di sekolah sangat membelenggu peserta didik bahkan juga para guru. Hal ini bukan hanya formalisme sekolah dan bukan hanya dalam hal administrasi, tetapi juga dalam proses belajar mengajar yang cenderung sangat ketat. Disamping itu karena beban kurikulum yang sangat berat dan hampir sepenuhnya diorientasikan pada pengembangan kognitif belaka.        
Akibatnya hampir tidak tersisa lagi ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas kognitis, afeksi dan psikomotoriknya. Oleh karena itu pemerintah dianjurkan untuk mengadakan evaluasi terhadap kurikulum sekolah yang sedang berlaku saat ini.
b.       Pendidikan budi pekerti bukan hanya tanggung jawab sekolah saja, tetapi juga tanggung jawab keluarga dan lingkungan social atau masyarakat. Jadi meski sekolah misalnya menyelenggarakan pendidikan budi pekerti, tetapi lingkungan keluarga atau masyarakat tidak menunjang, maka pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah akan tidak banyak artinya. Oleh karena itu keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama sudah tentu bertanggung jawab dalam perkembangan perilaku anak. Orang tua dalam hal ini harus dapat memberikan kebutuhan akan perhatian serta dapat memberikan contoh perilaku yang dapat dijadikan tauladan bagi anaknya.
 DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriadi (2004) Membangun Bangsa Melalui Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya
Ki Hajar Dewantara (1977) Pendidikan. Yogyakarta : majelis Luhur persatuan   taman Siswa.
Ngalim Purwanto M.P (1987) Ilmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis).Bandung Remaja Karya.
Suharsini Arikunto (1992) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis.Jakarta Rineka cipta.
Winarno Surakhmad (1994) Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung

MAKALAH PERK. PESERTA DIDIK (KONSEP DASAR BIMBINGAN BELAJAR)


disesuaikan dengan keperluan yang dituntut oleh situasi bimbingan.
(12)
b. Teknik Layanan Bimbingan Belajar
Ada beberapa teknik layanan bimbingan yang dapat dilakukan oleh seorang guru pembimbing, yaitu antara lain:
1) Menghimpun data dan informasi mengenai individu yang bersangkutan.
2) Menciptakan hubungan yang baik dengan klien serta memberikan
informasi yang meyakinkan dan memberikan pilihan rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalahnya.

MAKALAH BELAJAR PEMBELAJARAN (ASPEK TINGKAH LAKU PEMBELAJARAN)



BAB I
PENDAHULUAN


1.1            Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan  manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
(1)
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan  dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
  1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
  2. Peningkatan mutu pendidikan
  3. Peningkatan relevansi pendidikan
  4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
  5. Pengembangan kebudayaan
  6. Pembinaan generasi muda



(2)
Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
  1. Pemerataan
  2. Mutu dan Relevansi
  3. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
    1. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
    2. Laju Pertumbuhan penduduk
    3. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a.                 Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Galuh.
b.                 Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia.
c.                 Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
d.                Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.





(3)
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.





 

 
Text Box: Faktor Pendukung Masalah
Text Box: IPTEK
Text Box: Laju Pertumbuhan Penduduk
Text Box: Permasalah Pembelajaran
Text Box: Penaggunlangan Masalah Pembelajaran
 















(4)
Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan, maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
a.       Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
b.      Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
c.       Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan
d.      Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
e.       Membangun cara belajar yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembutaan makalah ini.















(5)
BAB II
PEMBAHASAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN

A.   Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehinngga permasalahan intern sistem sisem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut. 
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a.       Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.      Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.





(6)
B.   Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Ada empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimakdsud yaitu:
1.      Masalah pemerataan pendidikan.
2.      Masalah mutu pendidikan.
3.      Masalah efisiensi pendidikan.
4.      Masalah relevansi pendidikan.
  1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pemabangunan sumber daya  manusia untuk menunjang pembangunan.
Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI, Pasal 10 Ayat 1, menyatakan: “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan: “Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan mentri agama dianggap telah memenuhi kewajiaban belajar.”
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai bangsa yang pernah di jajah oleh bangsa lain.


(7)
Oleh karena itu, dengan meliha tujuan yang terkandung di dalam upya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan.
Khusus untuk pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap jenjang memilki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksikan secara terus menerus dengan saksama.
Khusus melalui jalur pendidikan luar sekolah usaha pemerataan pendidikan mengalami perkembangan pesat. Ada dua faktor yang menunjang yaitu perkembangan iptek yang menawarkan berbagai macam alternatif, dan dianutnya konsep pendidikan sepanjang hidup yang tidak membatasi pendidikan hanya sampai pada usia tertentu dan tidak terbatas hanya pada penyediaan sekolah.

Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Cara konvensional antara lain:
a.       Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b.      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.

Cara inovatif antara lain:
a.       Sistem Pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts System (Instructional Management by Parent, Communty and Teacher). Sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
(8)
b.      SD kecil pada daerah terpencil.
c.       Sistem Guru Kunjung.
d.      SMP Terbuka (ISOSA – In School Out off School Approach).
e.       Kejar Paket A dan B.
f.       Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.



  1. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unuk kerja  (performance test). Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja  di lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optiimal menghasilkan skor ujian yang baik maka hampir dipastikan bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikanm. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar. Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat terkandung kepada kualittas komponen dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang mengarah kepada pencapaian tujuan.


(9)
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika. (BP-7 Pusat. 1989: 68) umumnya kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem, pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.

Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manjemen sebagai berikut:
a.    Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.   Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.    Penyempurnaan kurikulu, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung muatan lokal, meode yang menantang dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
d.   Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
e.    Penyempurnaan saran belajar seperti buk paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
f.    Peningkatan administrasi manjemen khususnya yang mengenai anggaran.
(10)
g.   Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1. laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2. supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3. sistem ujian nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4. akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.

  1. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a.       Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b.      Bagaimana prasarana dan sarana pendidkan digunakan.
c.       Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d.      Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga kerja.

Masalah Efisiensi dalam Penggunaan Prasarana dan Sarana
Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum.

  1. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pemabangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

(11)
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan, yaitu yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tenatang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
-          Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
-          Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang.
-          Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
1)                           Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
2)                           Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan.
3)                           Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan pendidikan sesuai denagn rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4)                           Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.     
  
(12)
C.   Saling Berkaitan antara Masalah-Masalah Pendidikan
Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belun  dapat diusahakan pada saat demikian.
Pertama, gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan biaya.
Kedua, kondisi satu-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapat diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun  mempunyai tujuan ganda , yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan diri sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan. 

D.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
1.      Perkembangan Iptek dan Seni
2.      Laju pertumbuhan penduduk.
3.      Aspirasi Masyaraka.
4.      Keterbelakangan budaya dan sarana Kehidupan.





(13)
E.   Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya

1.Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan tersa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis (merupakan penjabaran undang-undang pendidikan) dan secara psikologis (berdasarkan hukum perkembangan peserta didik) atau tidak. Penjurusan yang berlaku cepat pada SMA misalnya, dianggap tidak mendasarkan diri pada proses kematangan anak. Konsep sperti itu bermasalah. Selanjutnya jika suatu kurikulum sudah andal, dapat dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah masalah pelaksanaan atau masalah operasional. Misalnya konsep tentang Pendidikan Moral Pancasila yang tekanannya pada pendidik afektif, ternyata dalam pelaksanaannya menjadi pelajaran tentang pengetahuan Pancasila (meng-kognitifkan yang afektif), ini adalah contoh masalah operasional.
Perlu di pahami bahwa tidak semua masalah aktual tersebut merupakan masalah baru. Bahkan ada yang sudah lama. Sudah sejak lama masalah aktual itu kita sepakati untuk mengatasinya, tetapi dari tahun ke tahun hasilnya tetap sama. Contoh Pendidikan Moral Pancasila seperti yang telah diungkapkan tadi. Berikut ini masalah aktual tersebut:
a.       Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran.
b.      Masalah Kurikulum.
c.       Masalah Peranan Guru.
d.      Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun.
(14)
2.                              Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikemukakan pada butir 1, antara lain sebagai berikut:

a.       Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental
b.      Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan. Untuk itu perlu dikaitkan dengan pemberian insentif bagi guru.
c.       Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masayarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.
d.      Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu di beri perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya SDM  berkualitasa untuk pembangunan.
e.       Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk menemukan faktor penunjang dan utamanya faktor penghambatnya.


  



 

(15)
BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2.      Pendidikan (dengan Bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat ditingkatkan dengan mengakampanyekan program KB dengan sebaik-baiknya hingga pelosok negeri ini.
3.      Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
4.      Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
5.      Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.






(16)
DAFTAR PUSTAKA

Tirtaraharja, Umar dan Sulo, La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, PT Rineka Cipta.